Di bencana alam yang terjadi pada 26 Oktober hingga awal November 2010 di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi di Kawasan Merapi menyimpan berbagai fenomena yang menarik dibicarakan. Geliat dan aktivitas merapi yang sudah bisa ditebak-tebak lagi oleh sang Juru Kunci (Mbah Marijan), mengeluarkan awan panas yang biasa disebut “wedhus Gembel” pada Selasa, 26 Oktober 2010 pukul 17.02 pertama kali keluar awan panasnya.
Merapi seakan semakin meningkatkan aktivitasnya, melakukan beberapa kali erupsi sehingga masyarakatpun segera dievakuasi ketempat yang lebih aman yang berjarak minimal 10 Km dari Puncak Merapi. Rabu, 27 Oktober 2010 terdapat kabar yang mengejutkan bagi masyarakat Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, dan seluruh warga Jogja karena Mbah Marijan sang juru Kunci merapi meninggal di Rumahnya yang ditemukan di dapurnya dalam kondisi Sujud.
Terdapat banyak fenomena lainnya diantaranya adalah munculnya Awan Petruk di Puncak Merapi sebelum kejadian meletusnya merapi. Selain itu munculnya awan di Puncak merapi menyerupai sang Juru kunci juga menimbulkan banyak persepsi dan penilaian di berbagai kalangan masyarakat. Munculnya Kyai Petruk yang dipercaya sebagai penunggu merapi ada yang berpendapat bahwa penjaga merapi sudah marah karena para pemimpin di bangsa ini tidak lagi lebih mengedepankan kepentingan rakyat. Dan munculnya awan bentuk wajah mbah marijan merupakan kesetiaan sang juru kunci yang selalu berada di Merapi untuk selalu menjalankan tugas yang telah diberikan oleh Sultan Kraton Yogyakarta kepadanya. Mbah marijan memang sosok pemimpin pemuka adat yang setia dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Hanya saja jika penulis melihatnya tatkala ada bencana dan bahaya yang mengancam seharusnya tetap berupaya menyelamatkan diri tidak tinggal diam menunggui merapi. Semua yang dilakukan oleh mbah marijan hanya beliau dan Allah SWT yang bisa mengetahuinya.
Yang ingin penulis sampaikan adalah nilai dan pelajaran positif yang seharusnya kita ambil dari sosok mbah marijan diantaranya setia dan tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepercayaan yang diberikan kepada kita menjadi amanah yang harus kita jaga. Adanya fenomena meninggal dalam kondisi sujud merupakan tanda pasrah kepada Allah SWT yang harus kita lakukan pada setiap kondisi tidak hanya disaat mendapat bahaya. Munculnya fenomena awan mirip Kyai Petruk dan Wajah sang Juru kunci di Merapi bisa banyak persepsi kita menilainya, merupakan kebesaran Allah SWT, sebuah ketidak sengajaan belaka, dan bisa juga diartikan sebagai pertanda dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat semua. Harapan saya dengan adanya fenomena ini kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan semesta alam dan selalu tetap semangat dan terus berkarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN KOMEN ?...TLP:08388288180/SUHNDY@GMAIL.COM